Selasa, 04 Januari 2011

Berbagilah Berkat Cuma-cuma


Gratis...free...cuma-cuma...semua orang pasti senang bila mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma apalagi jika mendapatkannya dalam jumlah besar, dan yang didapatkannya adalah sesuatu yang sangat diinginkannya.

Saya pun sangat menyukai sesuatu yang saya dapatkan secara gratis, terlebih jika yang saya dapatkan itu adalah pemberian dari seseorang yang sangat berarti dari saya dan pemberiannya adalah sesuatu yang sangat saya harapkan.

Beberapa waktu yang lalu, kata-kata "Kamu mendapatkannya secara cuma-cuma dariKu, mengapa kamu memperhitungkannya untuk berbagi dengan sesamamu" kerap kali mengusik hidupku.
Ya, memang apa yang telah saya dapatkan selama ini didapatkan dengan cuma-cuma dariNya, tapi kan itu juga hasil kerja keras saya. Saya bekerja pagi, siang dan malam demi mencapai impian saya.
Terkadang pun saya mengabaikan waktu istirahat, waktu bersenang-senang, dan waktu tidur saya demi mencapai impian itu.
Lalu mengapa saya harus berbagi dengan orang lain yang sama sekali tidak melakukan apa-apa, mereka tidak bekerja maka mereka tidak dapat menikmati apa yang telah saya capai, demikian yang selalu saya lontarkan bila kalimat itu muncul dan mengusik kesenanganku dalam menikmati hasil kerjaku.

Hei.....kenapa saya perhitungan sekali ya dengan sesamaku ? Bukannya Dia telah melimpahkan berkat yang luar biasa banyak dalam hidupku secara cuma-cuma, tanpa saya minta, tanpa saya perlu melewati kesulitan ?
Ya, Dia telah melimpahkan segala kebaikan dalam hidupku. Kesehatan, keluarga yang sehat dan utuh, kesukaan, pekerjaan yang mapan, dan banyak hal yang kudapatkan tanpa perlu kupinta dan akupun tak perlu bekerja keras untuk meraih itu semua.

Lalu mengapa saya memperhitungkan bila ingin berbagi dengan sesama ?
Layakkah saya menilai seseorang tidak bekerja keras maka ia hidup berkekurangan ?
Layakkah saya menilai seseorang telah menyakitiku maka saya membatasi sikap untuk mulai menyapanya ?
Siapakah saya sehingga saya layak menilai sesama saya ?

Kini, setelah sekian waktu disentil oleh kalimat yang sama, maka saya mulai paham.
Apa yang saya dapatkan gratis, bukan karena kekuatan dan kemampuan saya maka semuanya itu saya dapatkan, tapi semua itu diberikan secara cuma-cuma oleh Dia. So, kenapa harus perhitungan lagi dalam membantu sesama. Membantu sesama dapat menjadi saluran berkatNya, dan sesamapun dapat merasakan berkat cuma-cuma itu.
Bejana saya pun tidak akan pernah kosong, apalagi kering. Setiap kali saya mengeluarkan isi bejana tersebut dengan berbagi pada sesama, maka Dia akan "menuangkan" berkat-berkatNya semakin deras dalam bejana saya.


"Hatiku bersorak karena Dia menjadikanku saluran berkatNya bagi sesama,
hatiku bersuka karena Dia menjadikan aku penghibur bagi sesama"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar