Kamis, 27 Januari 2011
Senin, 17 Januari 2011
From Me To You
Terkadang aku berpikir,
Hidup jauh dariMu adalah suatu kenikmatan,
Dimana aku tak perlu risau akan larangan,
Akan nilai baik dan buruk.
Tak jarang aku berkhayal,
Kenikmatan hidup kala aku jauh darimu,
Tak perlu menimbang norma dan nilai,
Cukup menjalani hidup dengan ketulusan.
Aku tak hendak hidup jauh dariMu,
Namun aku tak hendak mengikatkan hatiku pada ajaranMu,
AjaranMu yang hidup di hatiku adalah kasih,
Bukan menghakimi dan bukan menilai sesama.
Tak gunalah kepandaianku jika itu akan merendahkan sesamaku,
Tak gunalah manis tutur kataku, jika itu hanya kepura-puraan belaka,
Tak gunalah kebijaksanaanku menurut penilaian sesama, jika itu hanya untuk menyombongkan diriku,
Tak gunalah aku dekat denganMu, jika itu hanya untuk memenuhi formalitas beragama.
Sungguh berbahagialah aku, jika aku dapat menerima Engkau bukan karena ajaran seseorang.
Sungguh bersukacitalah hatiku, jika aku dapat dekat denganmu bukan untuk mengambil hati seseorang,
Sungguh bersyukurlah aku, bila aku dapat sempurna bukan dalam pandangan orang lain,
Sungguh bergiranghatilah aku, bila aku dapat menjadi kesayangaMu bukan berdasar kata orang.
Tuhan, aku sungguh ingin dekat denganMu, tetapi bukan untuk menarik seseorang agar mencintaiku.
Aku sungguh ingin mengikuti semua kehendakMu, tetapi bukan perkataan orang lain yang mereka ucapkan itu adalah firmanMu.
Aku sungguh ingin menjadi perpanjangan tanganMu, tetapi bukan untuk mendapat penilaian baik di mata orang lain.
Aku sungguh ingin menjadi indah, namun bukan untuk menyenangkan sesamaku, melainkan hanya untuk Engkau.
Tuhan, jikalau aku mampu berkata-kata, itu bukanlah untuk menunjukkan kebijaksanaanku, tetapi untuk menunjukkan hadirMu dalam hidupku.
Jikalau aku mampu berbagi dengan sesamaku, itu bukanlah karena kelebihanku, tetapi karena berkatMu yang melimpah dalam hidupku yang sudah tak mampu tuk kubendung dalam hidupku.
Jika aku mampu menghibur sesamaku, itu bukanlah agar aku dicintai sesamaku, tetapi agar aku mengenal kasih yang sesungguhnya dariMu.
Jikalau aku mampu menyelesaikan masalah dan persoalan, itu bukanlah karena hebatku, namun agar aku memiliki kepercayaan pada berkatmu.
Tuhan, aku tak ingin menjadi seperti apa yang orang bilang baik maka itu baik bagiMu,
Aku ingin menjadi baik menurut apa yang Engkau nilai baik.
Aku tidak ingin menjadi bijaksana seperti penilaian orang-orang kepadaku,
Aku ingin menjadi bijaksana hanya bagi dirku sendiri, agar aku tidak perlu menghakimi sesamaku.
Tuhan, aku bukanlah aku yang dinilai orang lain,
Baik menurut orang lain, penuh kasih menurut orang lain, bijaksana menurut orang lain.
Penilaian itu baik adanya bagiku, tetapi itu hanya kesenangan semu bagiku.
Aku hanya ingin menjadi baik dalam pandanganMu, dan bila saatnya tiba nanti, Engkau yang akan menjadi pusat cinta seutuhnya dalam hidupku
"Dan aku tidaklah ingin dekat denganMu hanya untuk menyenangkan sesamaku,
Namun aku hanya ingin dekat denganMu agar aku tahu betapa senangnya hatiku saat itu.
Bukan penilaian baik dari manusia yang menjadikan aku baik bagimu,
Tetapi penilaian baik dariMu yang akan menjadikan aku sempurna bagi kerajaanMu"
Hidup jauh dariMu adalah suatu kenikmatan,
Dimana aku tak perlu risau akan larangan,
Akan nilai baik dan buruk.
Tak jarang aku berkhayal,
Kenikmatan hidup kala aku jauh darimu,
Tak perlu menimbang norma dan nilai,
Cukup menjalani hidup dengan ketulusan.
Aku tak hendak hidup jauh dariMu,
Namun aku tak hendak mengikatkan hatiku pada ajaranMu,
AjaranMu yang hidup di hatiku adalah kasih,
Bukan menghakimi dan bukan menilai sesama.
Tak gunalah kepandaianku jika itu akan merendahkan sesamaku,
Tak gunalah manis tutur kataku, jika itu hanya kepura-puraan belaka,
Tak gunalah kebijaksanaanku menurut penilaian sesama, jika itu hanya untuk menyombongkan diriku,
Tak gunalah aku dekat denganMu, jika itu hanya untuk memenuhi formalitas beragama.
Sungguh berbahagialah aku, jika aku dapat menerima Engkau bukan karena ajaran seseorang.
Sungguh bersukacitalah hatiku, jika aku dapat dekat denganmu bukan untuk mengambil hati seseorang,
Sungguh bersyukurlah aku, bila aku dapat sempurna bukan dalam pandangan orang lain,
Sungguh bergiranghatilah aku, bila aku dapat menjadi kesayangaMu bukan berdasar kata orang.
Tuhan, aku sungguh ingin dekat denganMu, tetapi bukan untuk menarik seseorang agar mencintaiku.
Aku sungguh ingin mengikuti semua kehendakMu, tetapi bukan perkataan orang lain yang mereka ucapkan itu adalah firmanMu.
Aku sungguh ingin menjadi perpanjangan tanganMu, tetapi bukan untuk mendapat penilaian baik di mata orang lain.
Aku sungguh ingin menjadi indah, namun bukan untuk menyenangkan sesamaku, melainkan hanya untuk Engkau.
Tuhan, jikalau aku mampu berkata-kata, itu bukanlah untuk menunjukkan kebijaksanaanku, tetapi untuk menunjukkan hadirMu dalam hidupku.
Jikalau aku mampu berbagi dengan sesamaku, itu bukanlah karena kelebihanku, tetapi karena berkatMu yang melimpah dalam hidupku yang sudah tak mampu tuk kubendung dalam hidupku.
Jika aku mampu menghibur sesamaku, itu bukanlah agar aku dicintai sesamaku, tetapi agar aku mengenal kasih yang sesungguhnya dariMu.
Jikalau aku mampu menyelesaikan masalah dan persoalan, itu bukanlah karena hebatku, namun agar aku memiliki kepercayaan pada berkatmu.
Tuhan, aku tak ingin menjadi seperti apa yang orang bilang baik maka itu baik bagiMu,
Aku ingin menjadi baik menurut apa yang Engkau nilai baik.
Aku tidak ingin menjadi bijaksana seperti penilaian orang-orang kepadaku,
Aku ingin menjadi bijaksana hanya bagi dirku sendiri, agar aku tidak perlu menghakimi sesamaku.
Tuhan, aku bukanlah aku yang dinilai orang lain,
Baik menurut orang lain, penuh kasih menurut orang lain, bijaksana menurut orang lain.
Penilaian itu baik adanya bagiku, tetapi itu hanya kesenangan semu bagiku.
Aku hanya ingin menjadi baik dalam pandanganMu, dan bila saatnya tiba nanti, Engkau yang akan menjadi pusat cinta seutuhnya dalam hidupku
"Dan aku tidaklah ingin dekat denganMu hanya untuk menyenangkan sesamaku,
Namun aku hanya ingin dekat denganMu agar aku tahu betapa senangnya hatiku saat itu.
Bukan penilaian baik dari manusia yang menjadikan aku baik bagimu,
Tetapi penilaian baik dariMu yang akan menjadikan aku sempurna bagi kerajaanMu"
Minggu, 16 Januari 2011
Welcome To 30th Zone to Myself
I am a woman now...and I am in 30th zone now..... :)
Lama banget pengen ngepost kalimat itu, tapi belum nemu momen yang pas karena pas waktu ada keinginan ngepost itu kan belum in 30th zone...so ditunggu lah saat yang tepat, dan hari ini adalah saat yang tepat.
Tadinya si pengen buat post an ini dalam bahasa "tetangga" biar maknanya lebih dalem lagi, tapi berhubung keterbatasan sumber daya pribadi yang dimiliki, so di post dalam bahasa lokal setempat aja deh ^_^
Akhirnya saat yang ditunggu tiba juga. Pergantian dari kepala "2" menjadi kepala "3"
Setahun yang lalu, pernah bertanya pada seseorang "Gimana rasanya umur 30 ?"
Jawaban dari dia adalah "Ya sama aja lah Lise, kan tiap taon juga ulang tahun"
Maybe dia yang menjawab itu membaca tulisan ini, maybe juga dia ga baca, but ga tersangkut dari dia baca atau ga tulisan ini, yang pasti kalo aku ditanya "Gimana rasanya umur 30 ?" maka aku akan menjawab "Wow, gile, gue dah 30 yaaa...udah dewasa ni, berubah dari seorang gadis menjadi seorang wanita"
Hahaha...ga ada kecemasan dalam memasuki usia kepala "3"
GA ADA sama sekali.....malahan aku excited banget pas bangun tidur dan tersadar kalo "Gue dah ga anak-anak lagi ni, gue da kepala "3" loh....kalo bertindak da kudu mikir dan da kudu rem omongan lah klo ga penting biar ga nyakitin orang lain"
Apalagi yang dirasa ya di awal kepala "3" ini ?
Berasa blessfull banget (eh bener salah si ni nulisnya, anggep aja bener d heheh).
Gimana ga berasa penuh berkat, semua orang mendoakan mulai dari yang simple "semoga sehat, panjang umur" sampai yang rada berat "semoga tetap menjadi berkat bagi sesama" dan juga yang meneguhkan "janjiNya ga akan pernah terlambat"
Perasaan lainnya ada juga sih. Berasa lebih bertanggung jawab terhadap hidup ini, terutama untuk langkah ke depannya. Ga mau juga kan kalo dalam hidup ke depannya cuma "Mengalir bagaikan air, or let it flow aja"
So, pas di penghujung usia kepala "2" kemaren ada dong target yang udah ditetapkan. Just a simple plan si...pengen banget punya usaha dimana itu bisa dikelola sepenuhnya secara pribadi, dan nantinya usaha itu boleh menjadi berkat juga bagi sesama, entah itu membuka lapangan kerja bagi sesama, atau sekedar sebagai penyalur berkat bagi sesama.
Oh ya ampun...dalam usia baruku ini luar biasa banyak hal-hal yang telah kurencanakan.
Aku sama sekali tidak merasa usiaku semakin berkurang, tetapi yang kurasakan adalah hidupku yang semakin penuh berkat, semakin bersemangat, semakin penuh warna.
Okay lah....masa lalu telah kututup dan kujadikan kenangan.
Aku siap menyongsong masa depanku.
Kubuka lembaran baru, dan akan kutulis kisah-kisa indah untuk masa depanku.
"Welcome to 30th zone for myself"
Lama banget pengen ngepost kalimat itu, tapi belum nemu momen yang pas karena pas waktu ada keinginan ngepost itu kan belum in 30th zone...so ditunggu lah saat yang tepat, dan hari ini adalah saat yang tepat.
Tadinya si pengen buat post an ini dalam bahasa "tetangga" biar maknanya lebih dalem lagi, tapi berhubung keterbatasan sumber daya pribadi yang dimiliki, so di post dalam bahasa lokal setempat aja deh ^_^
Akhirnya saat yang ditunggu tiba juga. Pergantian dari kepala "2" menjadi kepala "3"
Setahun yang lalu, pernah bertanya pada seseorang "Gimana rasanya umur 30 ?"
Jawaban dari dia adalah "Ya sama aja lah Lise, kan tiap taon juga ulang tahun"
Maybe dia yang menjawab itu membaca tulisan ini, maybe juga dia ga baca, but ga tersangkut dari dia baca atau ga tulisan ini, yang pasti kalo aku ditanya "Gimana rasanya umur 30 ?" maka aku akan menjawab "Wow, gile, gue dah 30 yaaa...udah dewasa ni, berubah dari seorang gadis menjadi seorang wanita"
Hahaha...ga ada kecemasan dalam memasuki usia kepala "3"
GA ADA sama sekali.....malahan aku excited banget pas bangun tidur dan tersadar kalo "Gue dah ga anak-anak lagi ni, gue da kepala "3" loh....kalo bertindak da kudu mikir dan da kudu rem omongan lah klo ga penting biar ga nyakitin orang lain"
Apalagi yang dirasa ya di awal kepala "3" ini ?
Berasa blessfull banget (eh bener salah si ni nulisnya, anggep aja bener d heheh).
Gimana ga berasa penuh berkat, semua orang mendoakan mulai dari yang simple "semoga sehat, panjang umur" sampai yang rada berat "semoga tetap menjadi berkat bagi sesama" dan juga yang meneguhkan "janjiNya ga akan pernah terlambat"
Perasaan lainnya ada juga sih. Berasa lebih bertanggung jawab terhadap hidup ini, terutama untuk langkah ke depannya. Ga mau juga kan kalo dalam hidup ke depannya cuma "Mengalir bagaikan air, or let it flow aja"
So, pas di penghujung usia kepala "2" kemaren ada dong target yang udah ditetapkan. Just a simple plan si...pengen banget punya usaha dimana itu bisa dikelola sepenuhnya secara pribadi, dan nantinya usaha itu boleh menjadi berkat juga bagi sesama, entah itu membuka lapangan kerja bagi sesama, atau sekedar sebagai penyalur berkat bagi sesama.
Oh ya ampun...dalam usia baruku ini luar biasa banyak hal-hal yang telah kurencanakan.
Aku sama sekali tidak merasa usiaku semakin berkurang, tetapi yang kurasakan adalah hidupku yang semakin penuh berkat, semakin bersemangat, semakin penuh warna.
Okay lah....masa lalu telah kututup dan kujadikan kenangan.
Aku siap menyongsong masa depanku.
Kubuka lembaran baru, dan akan kutulis kisah-kisa indah untuk masa depanku.
"Welcome to 30th zone for myself"
Jumat, 14 Januari 2011
Kamis, 13 Januari 2011
Menjelang "30"
Menghitung detik-detik terakhir dengan umur kepala "2"
Ada kecemasan untuk memasukin usia kepala "3" ?
Jawabku dalam hati adalah "Tidak ada keraguan untuk memasuki usia kepala "3" tersebut"
Aku sangat menantikan waktu itu segera tiba.
Tiga adalah angka terakhir sebelum kita melangkah ke tahap yang lebih tinggi.
Kala seseorang ingin memulai sesuatu, pasti ia akan berhitung satu, dua, tiga dan setelah itu ia memulainya.
Saat sekolah menengah juga kita memulainya dengan kelas satu, kelas dua, kelas tiga, kemudian kita lulus dan siap melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
Tetapi waspadalah juga terhadap angka "3" tersebut.
Tatkala bekerja, saat kita mendapat surat peringatan atau lazim dengan nama SP maka bila kita sudah mendapatkan "3" maka itu artinya kelalaian kita sudah tidak dapat ditolerir.
Untuk penanggungan dalam pajak anak yang diperkenankan adalah "3"
Maka, tiga dapatlah menjadi acuan untuk terus maju melangkah dan menjadi titik tolak untuk meloncat ke tahap selanjutnya, dan tiga dapat pula berarti bahwa kita harus berhati-hati dalam melangkah selanjutnya agar hidup kita terhindar dari kesulitan.
Menjelang pergantian kepala usiaku, banyak impian, cita dan harap yang kutabur.
Banyak rencana yang kutulis dalam hidupku untuk aku raih.
Banyak pengandaian yang aku buat untuk mencegah hal buruk terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Tetapi semuanya itu telah Ia rancangkan dalam hidupku, dan bagianku adalah menjalankan rancanganNya.
"Tidaklah aku takut akan usiaku,
tetapi takutlah aku bila aku gagal menjadi seperti yang Engkau rancangkan.
Tidaklah aku cemas akan perkataan orang,
tetapi cemaslah aku bila aku melukai sesamaku dengan laku dan tuturku"
Ada kecemasan untuk memasukin usia kepala "3" ?
Jawabku dalam hati adalah "Tidak ada keraguan untuk memasuki usia kepala "3" tersebut"
Aku sangat menantikan waktu itu segera tiba.
Tiga adalah angka terakhir sebelum kita melangkah ke tahap yang lebih tinggi.
Kala seseorang ingin memulai sesuatu, pasti ia akan berhitung satu, dua, tiga dan setelah itu ia memulainya.
Saat sekolah menengah juga kita memulainya dengan kelas satu, kelas dua, kelas tiga, kemudian kita lulus dan siap melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
Tetapi waspadalah juga terhadap angka "3" tersebut.
Tatkala bekerja, saat kita mendapat surat peringatan atau lazim dengan nama SP maka bila kita sudah mendapatkan "3" maka itu artinya kelalaian kita sudah tidak dapat ditolerir.
Untuk penanggungan dalam pajak anak yang diperkenankan adalah "3"
Maka, tiga dapatlah menjadi acuan untuk terus maju melangkah dan menjadi titik tolak untuk meloncat ke tahap selanjutnya, dan tiga dapat pula berarti bahwa kita harus berhati-hati dalam melangkah selanjutnya agar hidup kita terhindar dari kesulitan.
Menjelang pergantian kepala usiaku, banyak impian, cita dan harap yang kutabur.
Banyak rencana yang kutulis dalam hidupku untuk aku raih.
Banyak pengandaian yang aku buat untuk mencegah hal buruk terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Tetapi semuanya itu telah Ia rancangkan dalam hidupku, dan bagianku adalah menjalankan rancanganNya.
"Tidaklah aku takut akan usiaku,
tetapi takutlah aku bila aku gagal menjadi seperti yang Engkau rancangkan.
Tidaklah aku cemas akan perkataan orang,
tetapi cemaslah aku bila aku melukai sesamaku dengan laku dan tuturku"
Senin, 10 Januari 2011
My Lovely Guardian Angel
Just me and my diary
Hari ini sedang ingin bercerita tentang seseorang yang selalu menjadi "Guardian Angle" ku.
Seseorang yang menurutku tidak memiliki keistimewaan apapun.
Sederhana dalam hal penampilan, ringkas dalam hal berpikir, dan memiliki rupa yang tidaklah rupawan menurutku
Namun dalam kesederhanaan itulah ia menjadi bersahaja bagiku.
Tak banyak yang mampu ia berikan padaku.
Ia tak mampu berkata yang dapat menyenangkan hatiku.
Ia tak mampu menyediakan waktu yang cukup untuk memperhatikanku.
Ia tak mampu memberiku semangat, seperti aku menyemangatinya.
Tetapi banyak hal yang mampu ia berikan padaku.
Ia selalu ada saat aku butuhkan.
Ia selalu menyediakan telinganya untuk mendengar keluh kesahku.
Ia senantiasa tersenyum yang mampu menenangkan hatiku
Awal mulanya aku merasa terusik dengan kehadirannya.
Seseorang yang selalu hadir dengan topik pembicaraan yang sungguh tidak menyenangkan
Seseorang yang ada di sisiku tetapi tidak berkata suatu katapun, hanya diam dan menatap
Seseorang yang selalu membuat lelucon yang tidak mampu membuatku tertawa
Kini aku mengerti arti hadirnya dalam kehidupanku
Ia hadir bukan untuk menawan hatiku, tetapi untuk menenangkan hatiku
Ia hadir bukan untuk menjadi penggemar butaku, tetapi untuk menjadi pelindung sejatiku.
Ia datang bukan untuk membuatku tertawa, tetapi untuk menghibur batinku
Dan sekarang, aku memanggilmu bukan teman, bukan sahabat, bukan kekasih,
Tetapi aku akan senantiasa memanggilmu "My Guardian Angel"
Karena engkau selalu menjaga dan melindungiku dari kesusahan, kesedihan dan kecemasan.
Karena engkau adalah wujud kasih sesungguhnya dari Dia bagiku
For my lovely guardian angel ^_^
Hari ini sedang ingin bercerita tentang seseorang yang selalu menjadi "Guardian Angle" ku.
Seseorang yang menurutku tidak memiliki keistimewaan apapun.
Sederhana dalam hal penampilan, ringkas dalam hal berpikir, dan memiliki rupa yang tidaklah rupawan menurutku
Namun dalam kesederhanaan itulah ia menjadi bersahaja bagiku.
Tak banyak yang mampu ia berikan padaku.
Ia tak mampu berkata yang dapat menyenangkan hatiku.
Ia tak mampu menyediakan waktu yang cukup untuk memperhatikanku.
Ia tak mampu memberiku semangat, seperti aku menyemangatinya.
Tetapi banyak hal yang mampu ia berikan padaku.
Ia selalu ada saat aku butuhkan.
Ia selalu menyediakan telinganya untuk mendengar keluh kesahku.
Ia senantiasa tersenyum yang mampu menenangkan hatiku
Awal mulanya aku merasa terusik dengan kehadirannya.
Seseorang yang selalu hadir dengan topik pembicaraan yang sungguh tidak menyenangkan
Seseorang yang ada di sisiku tetapi tidak berkata suatu katapun, hanya diam dan menatap
Seseorang yang selalu membuat lelucon yang tidak mampu membuatku tertawa
Kini aku mengerti arti hadirnya dalam kehidupanku
Ia hadir bukan untuk menawan hatiku, tetapi untuk menenangkan hatiku
Ia hadir bukan untuk menjadi penggemar butaku, tetapi untuk menjadi pelindung sejatiku.
Ia datang bukan untuk membuatku tertawa, tetapi untuk menghibur batinku
Dan sekarang, aku memanggilmu bukan teman, bukan sahabat, bukan kekasih,
Tetapi aku akan senantiasa memanggilmu "My Guardian Angel"
Karena engkau selalu menjaga dan melindungiku dari kesusahan, kesedihan dan kecemasan.
Karena engkau adalah wujud kasih sesungguhnya dari Dia bagiku
For my lovely guardian angel ^_^
Kamis, 06 Januari 2011
Give and Give not Take and Give
Take and give
Memberi dan menerima
Berbuat baiklah terlebih dahulu maka balasan baik akan diterima
Prinsip jaman dulu banget, kalo kamu diberi maka orang lain akan memberi padamu.
Kalo kamu berbuat baik maka orang lain akan berbuat baik padamu.
Lalu keadaannya akan menjadi berbalik bila saat kita memberi ternyata orang lain tidak memberi kepada kita.
Kalimat yang selanjutnya keluar adalah "Ga tau balas budi"
Trus kalo ktia sudah merencanakan berbuat baik kepada seseorang, tapi ternyata sesaat sebelum kita melakukannya dan orang itu berbuat hal yang menurut kita melukai kita, lantas kita dapat saja mengurungkan niat untuk memberikan kebaikan itu padanya.
Loh...kok jadi gitu si ?
Kenapa niat hati kita yang baik itu bisa pupus hanya karena sikap orang yang menurut kita "ga baik" ke kita ?
Aduh ga banget deh kalo hal itu yang membatalkan niat hati kita yang baik untuk memberi.
Coba deh liat contoh Kekasih kita, Dia memberikan total hidupnya bagi kita.
Dia mengharapkan sesuatu dari kita ?
Dia mengharapkan kita membalas kebaikanNya ?
Ya ga lah....kan Dia sudah memiliki segala sesuatu dalam KerajaanNya, so apapun yang kita lakuin ga akan mampu menambah kekayaan dalam KerajaanNya.
Dia melakukan kebaikan bagi kita bukan untuk mendapat balasan, tapi memang Dia melakukan itu bagi kita.
So, kalo kita mo berbuat baik dan berbagi kasih ke sesama, ga perlu mikir "Malu ah, perbuatanku ga seberapa nilainya" atau kalau perbuatan baik kita tidak dibalas dengan perbuatan baik kita juga jangan mikir "Ih..ga tau terima kasih banget si, udah ditolong kok malah gitu," atau juga pas mo memberi kasih ke orang lain tapi orang tersebut malah melukai kita jangan pula kita mikir "Ah, ga jadi ah, lah dia mo dibantu kok malah nyakitin si, untung ga jadi bantu"
Aduh...aduh....kalo mo berbuat baik ya lakuin aja, ga usah mikir bantuan itu kekecilan lah, ga usah mengharapkan balasan juga, dan juga ga usah deh mikir kalo orang udah jahat ma kita maka dia ga layak menerima kebaikan kita.
Yang menilai layak dan ga layak itu bukan kita, tapi Kekasih kita. Kalo kita berhasil berbuat baik tanpa perhitungan dengan sesama kita, pasti Kekasih kita sangat senang dan bangga, dan Dia akan berkata "Ternyata hatiKu yang baik telah mampu aku wariskan pada kekasihKu"
Jadi....ayo dong kalo mo berbuat baik ga usah banyak pertimbngan yang negatif yaaa...
"Hati itu baik dan penuh kasih,
Perbuatan akan memancarkan hati tersebut,
Ego akan menghambat perbuatan,
Akhirya mampu mematikan hati yang baik"
Memberi dan menerima
Berbuat baiklah terlebih dahulu maka balasan baik akan diterima
Prinsip jaman dulu banget, kalo kamu diberi maka orang lain akan memberi padamu.
Kalo kamu berbuat baik maka orang lain akan berbuat baik padamu.
Lalu keadaannya akan menjadi berbalik bila saat kita memberi ternyata orang lain tidak memberi kepada kita.
Kalimat yang selanjutnya keluar adalah "Ga tau balas budi"
Trus kalo ktia sudah merencanakan berbuat baik kepada seseorang, tapi ternyata sesaat sebelum kita melakukannya dan orang itu berbuat hal yang menurut kita melukai kita, lantas kita dapat saja mengurungkan niat untuk memberikan kebaikan itu padanya.
Loh...kok jadi gitu si ?
Kenapa niat hati kita yang baik itu bisa pupus hanya karena sikap orang yang menurut kita "ga baik" ke kita ?
Aduh ga banget deh kalo hal itu yang membatalkan niat hati kita yang baik untuk memberi.
Coba deh liat contoh Kekasih kita, Dia memberikan total hidupnya bagi kita.
Dia mengharapkan sesuatu dari kita ?
Dia mengharapkan kita membalas kebaikanNya ?
Ya ga lah....kan Dia sudah memiliki segala sesuatu dalam KerajaanNya, so apapun yang kita lakuin ga akan mampu menambah kekayaan dalam KerajaanNya.
Dia melakukan kebaikan bagi kita bukan untuk mendapat balasan, tapi memang Dia melakukan itu bagi kita.
So, kalo kita mo berbuat baik dan berbagi kasih ke sesama, ga perlu mikir "Malu ah, perbuatanku ga seberapa nilainya" atau kalau perbuatan baik kita tidak dibalas dengan perbuatan baik kita juga jangan mikir "Ih..ga tau terima kasih banget si, udah ditolong kok malah gitu," atau juga pas mo memberi kasih ke orang lain tapi orang tersebut malah melukai kita jangan pula kita mikir "Ah, ga jadi ah, lah dia mo dibantu kok malah nyakitin si, untung ga jadi bantu"
Aduh...aduh....kalo mo berbuat baik ya lakuin aja, ga usah mikir bantuan itu kekecilan lah, ga usah mengharapkan balasan juga, dan juga ga usah deh mikir kalo orang udah jahat ma kita maka dia ga layak menerima kebaikan kita.
Yang menilai layak dan ga layak itu bukan kita, tapi Kekasih kita. Kalo kita berhasil berbuat baik tanpa perhitungan dengan sesama kita, pasti Kekasih kita sangat senang dan bangga, dan Dia akan berkata "Ternyata hatiKu yang baik telah mampu aku wariskan pada kekasihKu"
Jadi....ayo dong kalo mo berbuat baik ga usah banyak pertimbngan yang negatif yaaa...
"Hati itu baik dan penuh kasih,
Perbuatan akan memancarkan hati tersebut,
Ego akan menghambat perbuatan,
Akhirya mampu mematikan hati yang baik"
Rabu, 05 Januari 2011
Semut Keajaiban
"Tuh kan pasang status itu lagi. Apa si maksudnya semut keajaiban itu?"
Demikian sapa seseorang pada percakapan di internet beberapa bulan yang lalu.
Pertanyaan yang hingga kini tidak kujawab, dan cenderung sengaja kuacuhkan untuk menggodanya.
Semut keajaiban, pada mulanya adalah judul sebuah buku tentang keajaiban yang berdasarkan kisah nyata dari rekan penulis buku tersebut.
Seiring perjalanan waktu, semut keajaiban itu kian akrab denganku.
Senantiasa mengiring jalan hidupku
Apakah semut keajaiban itu bagiku ?
Semut keajaiban itu bagiku adalah suatu motto, bahkan kujadikan pemacu semangat kala aku putus asa, sedih atau tertekan.
Semut adalah hewan kecil yang begitu giat bekerja.
Semut juga peduli pada sesamanya.
Pada semutlah aku belajar banyak hal, giat bekerja untuk mencapai tujuanku.
Pada semut pula aku mengerti, bahwa aku hidup dalam dunia sosial, dimana aku harus peduli dan berbagi dengan sesamaku.
Semut keajaiban yang kumaksudkan adalah berkat-berkat yang senantiasa Tuhan sediakan bagiku jika aku giat berusaha dan juga peduli pada sesamaku.
Banyak berkat yang telah Tuhan limpahkan padaku, walau menurutku kecil dan kadang aku tidak menyadarinya, tetapi berkatNya itu sangat berguna bagiku.
Maka melalui semut keajaiban aku berkaca. Aku haruslah melakukan bagianku dengan giat bekerja, dan peduli pada sesamaku, dan aku mengajak Tuhan bekerja sama dengan menerima berkat-berkatNya yang senantiasa dicurahkan bagiku.
"Dan inilah yang aku lakukan dalam hidupku,
Melakukan yang terbaik menurut kemampuanku, bekerja dan membantu sesamamku,
Dan aku mengajak Tuhan untuk menjadi mitra kerjaku,
Dengan mencukupkan segala sesuatu yang kubutuhkan untuk bekerja dan membantu sesamaku"
Demikian sapa seseorang pada percakapan di internet beberapa bulan yang lalu.
Pertanyaan yang hingga kini tidak kujawab, dan cenderung sengaja kuacuhkan untuk menggodanya.
Semut keajaiban, pada mulanya adalah judul sebuah buku tentang keajaiban yang berdasarkan kisah nyata dari rekan penulis buku tersebut.
Seiring perjalanan waktu, semut keajaiban itu kian akrab denganku.
Senantiasa mengiring jalan hidupku
Apakah semut keajaiban itu bagiku ?
Semut keajaiban itu bagiku adalah suatu motto, bahkan kujadikan pemacu semangat kala aku putus asa, sedih atau tertekan.
Semut adalah hewan kecil yang begitu giat bekerja.
Semut juga peduli pada sesamanya.
Pada semutlah aku belajar banyak hal, giat bekerja untuk mencapai tujuanku.
Pada semut pula aku mengerti, bahwa aku hidup dalam dunia sosial, dimana aku harus peduli dan berbagi dengan sesamaku.
Semut keajaiban yang kumaksudkan adalah berkat-berkat yang senantiasa Tuhan sediakan bagiku jika aku giat berusaha dan juga peduli pada sesamaku.
Banyak berkat yang telah Tuhan limpahkan padaku, walau menurutku kecil dan kadang aku tidak menyadarinya, tetapi berkatNya itu sangat berguna bagiku.
Maka melalui semut keajaiban aku berkaca. Aku haruslah melakukan bagianku dengan giat bekerja, dan peduli pada sesamaku, dan aku mengajak Tuhan bekerja sama dengan menerima berkat-berkatNya yang senantiasa dicurahkan bagiku.
"Dan inilah yang aku lakukan dalam hidupku,
Melakukan yang terbaik menurut kemampuanku, bekerja dan membantu sesamamku,
Dan aku mengajak Tuhan untuk menjadi mitra kerjaku,
Dengan mencukupkan segala sesuatu yang kubutuhkan untuk bekerja dan membantu sesamaku"
Selasa, 04 Januari 2011
Berbagilah Berkat Cuma-cuma
Gratis...free...cuma-cuma...semua orang pasti senang bila mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma apalagi jika mendapatkannya dalam jumlah besar, dan yang didapatkannya adalah sesuatu yang sangat diinginkannya.
Saya pun sangat menyukai sesuatu yang saya dapatkan secara gratis, terlebih jika yang saya dapatkan itu adalah pemberian dari seseorang yang sangat berarti dari saya dan pemberiannya adalah sesuatu yang sangat saya harapkan.
Beberapa waktu yang lalu, kata-kata "Kamu mendapatkannya secara cuma-cuma dariKu, mengapa kamu memperhitungkannya untuk berbagi dengan sesamamu" kerap kali mengusik hidupku.
Ya, memang apa yang telah saya dapatkan selama ini didapatkan dengan cuma-cuma dariNya, tapi kan itu juga hasil kerja keras saya. Saya bekerja pagi, siang dan malam demi mencapai impian saya.
Terkadang pun saya mengabaikan waktu istirahat, waktu bersenang-senang, dan waktu tidur saya demi mencapai impian itu.
Lalu mengapa saya harus berbagi dengan orang lain yang sama sekali tidak melakukan apa-apa, mereka tidak bekerja maka mereka tidak dapat menikmati apa yang telah saya capai, demikian yang selalu saya lontarkan bila kalimat itu muncul dan mengusik kesenanganku dalam menikmati hasil kerjaku.
Hei.....kenapa saya perhitungan sekali ya dengan sesamaku ? Bukannya Dia telah melimpahkan berkat yang luar biasa banyak dalam hidupku secara cuma-cuma, tanpa saya minta, tanpa saya perlu melewati kesulitan ?
Ya, Dia telah melimpahkan segala kebaikan dalam hidupku. Kesehatan, keluarga yang sehat dan utuh, kesukaan, pekerjaan yang mapan, dan banyak hal yang kudapatkan tanpa perlu kupinta dan akupun tak perlu bekerja keras untuk meraih itu semua.
Lalu mengapa saya memperhitungkan bila ingin berbagi dengan sesama ?
Layakkah saya menilai seseorang tidak bekerja keras maka ia hidup berkekurangan ?
Layakkah saya menilai seseorang telah menyakitiku maka saya membatasi sikap untuk mulai menyapanya ?
Siapakah saya sehingga saya layak menilai sesama saya ?
Kini, setelah sekian waktu disentil oleh kalimat yang sama, maka saya mulai paham.
Apa yang saya dapatkan gratis, bukan karena kekuatan dan kemampuan saya maka semuanya itu saya dapatkan, tapi semua itu diberikan secara cuma-cuma oleh Dia. So, kenapa harus perhitungan lagi dalam membantu sesama. Membantu sesama dapat menjadi saluran berkatNya, dan sesamapun dapat merasakan berkat cuma-cuma itu.
Bejana saya pun tidak akan pernah kosong, apalagi kering. Setiap kali saya mengeluarkan isi bejana tersebut dengan berbagi pada sesama, maka Dia akan "menuangkan" berkat-berkatNya semakin deras dalam bejana saya.
"Hatiku bersorak karena Dia menjadikanku saluran berkatNya bagi sesama,
hatiku bersuka karena Dia menjadikan aku penghibur bagi sesama"
Kubangkit Karena Dia
Berhasil bangkit dari masa lalu yang kelam memiliki satu kepuasan tersendiri, apalagi jika aku menyadari bahwa "kebangkitan" itu bukan karena kekuatanku tetapi karena penyertaanNya yang luar biasa dalam hidupku.
Bergumul sekian lama dengan air mata, kesedihan, dan pandangan negatif dari banyak pihak telah menjadikan hatiku "beku."
Terkesan masa bodo dan tak peduli dengan sekitar adalah bentuk ego yang mampu kurasakan.
Emosi yang tak stabil dan mudah marah adalah apa yang orang lain lihat dari diriku saat pergumulan itu terjadi.
Saat aku tengah bergumul dengan suatu masalah, aku selalu melarikan diri dalam dosa-dosa kenikmatan yang kucari. Sesaat hal itu mampu memberi kelegaan padaku, mampu menghilangkan kesedihanku. Itu hanya terjadi sementara, setalah kenikmatan itu hilang, yang didapat hanya perasaan bersalah, tapi itu tidak cukup. Jerat dosa yang jauh lebih besar sedang mengintai.
Berat dan sulit itulah yang kurasakan untuk mampu bangkit dari keterpurukanku, untuk mampu menapak maju meraih masa depanku yang telah dirancangkanNya.
Kekuatanku bukan berasal dari diriku, tetapi dari Dia yang telah merancangkan kehidupanku.
Kala intaian dosa yang lebih besar mengincarku, aku menjatuhkan diriku dalam keheninganNya.
Kuberharap Ia mampu mengangkatku dari lembah dosa dan meletakkanku kembali pada jalanNya.
Dan Ia adalah Allah yang luar biasa.
Saat aku berputus asa dengan keadaanku, Ia benar-benar memegang tanganku, Ia menarikku keluar dari lembah dosa, dan Ia meletakkanku kembali pada jalanNya.
Kini setelah aku bangkit dari keterpurukanku, nyanyianku bukanlah nyanyian kemenangan akan kehebatanku bangkit kembali.
Nyanyianku adalah nyanyian syukur karena penghiburan yang penyelamatan yang diberikanNya kepadaku.
Satu lagu yang senantiasa ada dalam kalbuku kala aku terpuruk
HANYA KEPADA-NYA KU 'KAN BERLARI
DI SAAT KU BIMBANG DALAM HIDUPKU
YANG AKU PERCAYA DALAM HADIRAT-NYA
ADA KEKUATAN YANG BARU
WALAU KU MELANGKAH DALAM TEKANAN
BADAI PENCOBAAN DATANG MENGHADANG
YANG AKU PERCAYA DALAM HADIRAT-NYA
ADA KEKUATAN YANG BARU
KU KAN TERBANG TINGGI BAGAI RAJAWALI
DI ATAS SEGALA PERSOALAN HIDUPKU
DAN AKU PERCAYA SAAT KU BERSAMA DIA
TIADA YANG MUSTAHIL BAGI DIA
Happy Single
Sewaktu istirahat dari rutinitas pekerjaan yang lumayan menguras pikiran dan emosi, iseng-iseng berkunjung ke web tetangga. Ga tau mo ngapain di web tetangga, eh mata tertumbuk pada album foto satu teman yang sampai saat ini masih jomblo, tepatnya memilih hidup selibat awam.
Dalam album foto itu terdapat foto teman-teman yang masih jomblo alias single dan belum punya pasangan.
Jadi tertarik untuk nulis di blog karena album foto itu.
Dua tahun terakhir, pikiran sangat terbeban untuk mencari dan segera menemukan pasangan.
Mungkin dulu dorongan untuk mencari pasangan adalah karena tuntutan dari lingkungan, dimana banyak orang yang masih beranggapan kalau ga ada pasangan maka nanti hidup akan susah, ga ada yang jagain kalo dah tua. Dorongan lainnya adalah umur, dimana menurut orang kalo selisih umur orang tua dan anak terlalu jauh maka nantinya saat anak sedang bertumbuh dan memerlukan biaya banyak tapi orang tua sudah kehabisan tenaga akibat usia yang sudah melewati kepala 5, alias sudah memasuki usia pensiun.
Dorongan lainnya dari diri sendiri. Sometimes, jujur ga jujur, dari dalam hati ada keinginan untuk memiliki pasangan karena merasa "iri" dengan pasangan lain, dimana pas lagi malem mingguan di mol biasanya berserakan pasangan sementara kalo kita masih jomblo kan ga ada pasangan, ga ada yang bisa digandeng, ga ada pasangan yang ngerangkul kita.
Di penghujung tahun 2010 lalu, pikiran tuk segera mencari dan menemukan pasangan sedikit mulai memudar.
Masih ada kerinduan untuk memiliki pasangan, tapi tidak seperti dua tahun terakhir.
Setelah melewati masa-masa "mencari" itu, aku sampai pada satu hal yang lumayan bikin aku tenang. Kenapa harus kuatir ya dengan masa depanku itu ?
Sekarang memang aku masih single, dan aku ga tau ke depannya aku akan menikah atau tidak, tetapi pilihanku adalah menikah, namun jika Dia telah merancangkan jalan hidupku, maka bagianku adalah mengikuti rancanganNya. Dia pasti sudah sediakan yang terbaik bagi masa depanku.
Selama masa-masa "penantian" ini, banyak hal yang dapat dilakukan.
Fokus pada pekerjaan dimana sebagian besar hidup kita adalah bekerja.
Fokus pada keluarga, menikmati kebersamaan dengan orang tua, saudara, sahabat dan teman.
Waktu luang yang tersedia dapat kita gunakan untuk melakukan hoby yang kita sukai.
Pasti banyak potensi yang ada dalam diri kita yang belum tergali, nah saat "penantian" ini bisa kita manfaatkan untuk menggali potensi diri kita semaksimal mungkin.
So, sekarang I am not worry about my status, kalo ada yang tanya udah punya pacar belum maka aku akan dengan sukacita menjawab "Tunggu waktuNya aja," dan kalau ada yang bilang aku pemilih, maka aku akan jawab "Ya dong dipilih, karena itu adalah keputusan seumur hidup, Dia kasih kita logika untuk berpikir, maka itu harus digunakan."
"Dan kini aku mampu bersorak sorai bukan karena penghiburan semu yang kudapatkan dari dunia ini, melainkan penghiburan yang berasal dariNya. Dia mengerti keadaanku, maka Dia akan melakukan yang terbaik bagi masa depanku"
Dalam album foto itu terdapat foto teman-teman yang masih jomblo alias single dan belum punya pasangan.
Jadi tertarik untuk nulis di blog karena album foto itu.
Dua tahun terakhir, pikiran sangat terbeban untuk mencari dan segera menemukan pasangan.
Mungkin dulu dorongan untuk mencari pasangan adalah karena tuntutan dari lingkungan, dimana banyak orang yang masih beranggapan kalau ga ada pasangan maka nanti hidup akan susah, ga ada yang jagain kalo dah tua. Dorongan lainnya adalah umur, dimana menurut orang kalo selisih umur orang tua dan anak terlalu jauh maka nantinya saat anak sedang bertumbuh dan memerlukan biaya banyak tapi orang tua sudah kehabisan tenaga akibat usia yang sudah melewati kepala 5, alias sudah memasuki usia pensiun.
Dorongan lainnya dari diri sendiri. Sometimes, jujur ga jujur, dari dalam hati ada keinginan untuk memiliki pasangan karena merasa "iri" dengan pasangan lain, dimana pas lagi malem mingguan di mol biasanya berserakan pasangan sementara kalo kita masih jomblo kan ga ada pasangan, ga ada yang bisa digandeng, ga ada pasangan yang ngerangkul kita.
Di penghujung tahun 2010 lalu, pikiran tuk segera mencari dan menemukan pasangan sedikit mulai memudar.
Masih ada kerinduan untuk memiliki pasangan, tapi tidak seperti dua tahun terakhir.
Setelah melewati masa-masa "mencari" itu, aku sampai pada satu hal yang lumayan bikin aku tenang. Kenapa harus kuatir ya dengan masa depanku itu ?
Sekarang memang aku masih single, dan aku ga tau ke depannya aku akan menikah atau tidak, tetapi pilihanku adalah menikah, namun jika Dia telah merancangkan jalan hidupku, maka bagianku adalah mengikuti rancanganNya. Dia pasti sudah sediakan yang terbaik bagi masa depanku.
Selama masa-masa "penantian" ini, banyak hal yang dapat dilakukan.
Fokus pada pekerjaan dimana sebagian besar hidup kita adalah bekerja.
Fokus pada keluarga, menikmati kebersamaan dengan orang tua, saudara, sahabat dan teman.
Waktu luang yang tersedia dapat kita gunakan untuk melakukan hoby yang kita sukai.
Pasti banyak potensi yang ada dalam diri kita yang belum tergali, nah saat "penantian" ini bisa kita manfaatkan untuk menggali potensi diri kita semaksimal mungkin.
So, sekarang I am not worry about my status, kalo ada yang tanya udah punya pacar belum maka aku akan dengan sukacita menjawab "Tunggu waktuNya aja," dan kalau ada yang bilang aku pemilih, maka aku akan jawab "Ya dong dipilih, karena itu adalah keputusan seumur hidup, Dia kasih kita logika untuk berpikir, maka itu harus digunakan."
"Dan kini aku mampu bersorak sorai bukan karena penghiburan semu yang kudapatkan dari dunia ini, melainkan penghiburan yang berasal dariNya. Dia mengerti keadaanku, maka Dia akan melakukan yang terbaik bagi masa depanku"
Senin, 03 Januari 2011
Dia Peduli Padaku
Coffee time !!!
Saat lagi jenuh kerja, tiba-tiba teringat akan berkatNya yang luar biasa dalam hidupku.
Hal sederhana yang mampu meneguhkan imanku bahwa Ia adalah Allah yang hidup.
Mungkin kata hidup ga cocok ya dengan dunia ini, karena Dia kan ga keliatan.
Oke, kalo gitu diganti aja katanya, Dia selalu peduli padaku.
Kala aku berpikir sesuatu itu tak mungkin terjadi, Dia menjadikan itu nyata dalam hidupku.
Dia bukannya tidak mengabulkan doaku, tetapi Dia menjawabnya dengan caraNya yang menurutku "aneh"
Saat aku merasa semua jalan telah tertutup, Dia menunjukan jalan yang telah dirancangNya bagiku.
Jalan itu bukanlah jalan yang mudah, tetapi ada janjiNya untuk selalu menyertaiku
So, alangkah bodohnya aku jika aku masih menyimpan kekhawatiran dalam hatiku tuk hari-hari mendatang.
Karena Dia peduli padaku, maka aku juga yakin dan percaya bahwa Dia tidak akan ingkar dari janjiNya.
Burung merpati aja ga pernah ingkar janji, apalagi Dia yang menciptakan burung merpati itu.
Dia pasti akan memegang janjinya melebihi mahluk ciptaanNya.
"Dalam tahun rahmatMu ini ya Tuhan, aku serahkan masa depanku, harapanku, impianku hanya padaMu,
Karena Engkau yang telah merancangkan jalan-jalanku, dan Engkau senantiasa peduli dan menyertaiku"
Saat lagi jenuh kerja, tiba-tiba teringat akan berkatNya yang luar biasa dalam hidupku.
Hal sederhana yang mampu meneguhkan imanku bahwa Ia adalah Allah yang hidup.
Mungkin kata hidup ga cocok ya dengan dunia ini, karena Dia kan ga keliatan.
Oke, kalo gitu diganti aja katanya, Dia selalu peduli padaku.
Kala aku berpikir sesuatu itu tak mungkin terjadi, Dia menjadikan itu nyata dalam hidupku.
Dia bukannya tidak mengabulkan doaku, tetapi Dia menjawabnya dengan caraNya yang menurutku "aneh"
Saat aku merasa semua jalan telah tertutup, Dia menunjukan jalan yang telah dirancangNya bagiku.
Jalan itu bukanlah jalan yang mudah, tetapi ada janjiNya untuk selalu menyertaiku
So, alangkah bodohnya aku jika aku masih menyimpan kekhawatiran dalam hatiku tuk hari-hari mendatang.
Karena Dia peduli padaku, maka aku juga yakin dan percaya bahwa Dia tidak akan ingkar dari janjiNya.
Burung merpati aja ga pernah ingkar janji, apalagi Dia yang menciptakan burung merpati itu.
Dia pasti akan memegang janjinya melebihi mahluk ciptaanNya.
"Dalam tahun rahmatMu ini ya Tuhan, aku serahkan masa depanku, harapanku, impianku hanya padaMu,
Karena Engkau yang telah merancangkan jalan-jalanku, dan Engkau senantiasa peduli dan menyertaiku"
Minggu, 02 Januari 2011
Selamat Tahun Rahmat Tuhan
Di penghujung tahun 2010, kututup dengan harapan padaNya "Tuhan, jadikanlah tahun 2011 sebagai tahun rahmat bagiku, tahun dimana berkat-berkatMu boleh lebih aku rasakan dan aku dapat semakin bersyukur atas setiap rahmatMu. Terima kasih untuk tahun 2010 yang telah berhasil kulewati, walaupun aku tertatih bahkan terkadang aku jatuh dan aku sungguh tak mampu tuk bangkit melangkah lagi, namun Engkau senantiasa menopangku sehingga aku mampu bangkit dan menapak maju perlahan"
Di awal tahun 2011, saat kumenengadah ke langit kelam, kulihat berbagai warna kembang api menyemarakkan pergantian tahun.
Satu harapan kutanam dalam hatiku, tahun ini adalah tahun rahmat Tuhan bagiku.
Akan luar biasa banyaknya rahmat yang akan kuterima di tahun ini.
Tidak ada lagi air mata kesedihan karena aku bertekad akan senantiasa bersukacita.
Tidak ada lagi air mata kekecewaan, karena aku belajar bahwa apa yang menurutku gagal bukan untuk membuatku kecewa melainkan untuk membuatku semakin kuat.
Tidak ada lagi rasa sakit hati, karena itu akan membuatku berpikir untuk membalasnya.
Tidak ada lagi pengharapan yang kuletakan pada seseorang karena pengharapanku sekarang kuletakan dalam tangan perencanaanNya.
Kuganti air mata kesedihanku dengan derai tawa sukacita.
Kuganti air mata kekecewaanku dengan menerima penghiburan dariNya
Kuganti sakit hatiku dengan bersyukur karena aku dapat semakin kuat dan dewasa
Dan kuletakkan harapanku hanya dalam tanganNya
Selamat Tahun Baru 2011
Ini adalah tahun rahmat Tuhan,
Tahun dimana berkatNya semakin melimpah dalam hidup kita
Di awal tahun 2011, saat kumenengadah ke langit kelam, kulihat berbagai warna kembang api menyemarakkan pergantian tahun.
Satu harapan kutanam dalam hatiku, tahun ini adalah tahun rahmat Tuhan bagiku.
Akan luar biasa banyaknya rahmat yang akan kuterima di tahun ini.
Tidak ada lagi air mata kesedihan karena aku bertekad akan senantiasa bersukacita.
Tidak ada lagi air mata kekecewaan, karena aku belajar bahwa apa yang menurutku gagal bukan untuk membuatku kecewa melainkan untuk membuatku semakin kuat.
Tidak ada lagi rasa sakit hati, karena itu akan membuatku berpikir untuk membalasnya.
Tidak ada lagi pengharapan yang kuletakan pada seseorang karena pengharapanku sekarang kuletakan dalam tangan perencanaanNya.
Kuganti air mata kesedihanku dengan derai tawa sukacita.
Kuganti air mata kekecewaanku dengan menerima penghiburan dariNya
Kuganti sakit hatiku dengan bersyukur karena aku dapat semakin kuat dan dewasa
Dan kuletakkan harapanku hanya dalam tanganNya
Selamat Tahun Baru 2011
Ini adalah tahun rahmat Tuhan,
Tahun dimana berkatNya semakin melimpah dalam hidup kita
Langganan:
Postingan (Atom)