Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2014.
Banyak suka duka yang telah kualami di tahun ini.
Kegembiraan karena berhasil mendapatkan pekerjaan baru dan selalu dalam kondisi berkecukupan adalah hal yang senantiasa kusyukuri di akhir tahun ini.
Kesedihan dalam penantianku, merasakan duka untuk para korban pesawat terbang dan juga kesepian dalam hatiku akan menjadi refleksiku menapaki tahun yang baru.
Tahun 2014 sebentar lagi akan berlalu. Tahun 2015 akan segera tiba.
Banyak harapan, impian dan cita-cita yang telah kurencanakan di tahun 2015. Bukan aku saja, tentu semua orang akan melakukan hal yang sama.
Semoga hari-hari mendatang akan selalu mendewasakan kita dan menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi.
Selamat tinggal 2014 dan selamat datang 2015.
Kami menantimu dengan penuh keyakinan dan harapan.
Happy New Yearrrrrrr
Selasa, 30 Desember 2014
Senin, 25 Agustus 2014
Must I Give Up Now ? Or Battle ?
Haruskah aku menyerah pada keadaan ?
Keadaan dimana aku tidak mampu untuk bertindak apapun.
Menurut pemikiranku, ingin aku berontak melawan keadaan ini,
Namun hati kecilku berkata "Jangan"
Mengapa aku harus mengikuti kata hatiku
Mengikuti sesuatu yang abstrak
Keberadaannya pun entah dimana
Kebenarannya pun tidak dapat dipastikan
Orang berkata "Sabar, semua indah pada waktunya"
"Waktunya" apa maksud waktunya ?
Waktu siapakah ?
Waktuku atau waktumu atau waktuNya
Abstrak
Tidak ada kepastian
Menunggu
Dan itu membosankan
Ingin mengikuti logikaku "Berontak, ubah keadaanmu"
Tapi apakah itu yang terbaik ?
Apakah demi kesenanganku semata lantas aku harus mengorbankan kebahagiaan orang lain
Apakah setelah semuanya tercapai aku akan bahagia
"Sabar"
Sekali lagi hati kecilku selalu berkata "Sabar"
Sampai kapan ? Logikaku bertanya
:"Hingga waktunya tiba" jawab hati kecilku
Abstrak
Hidup ini abstrak
Bukan, mungkin bukan hidup ini yang abstrak
Melainkah hidupku yang abstrak, selalu hanya ada kata "Sabar"
Dalam sunyi malam, logikaku berbisik
"Jika Tuhan itu ada, Dia pasti akan memberi kekuatan padaku untuk melalui semua cobaan ini"
"Jika Tuhan itu ada, maka penantikanku tidak akan sia-sia"
"Tapi kapan Tuhan akan menjawab doaku ?"
"Sabar"
Hati kecilku selalu menjawab keluhan logikaku
Lelah, penat
Dan tak terasa air mata mengalir dalam sunyi malam
Aku masih di sini bersama hati kecilku dan logikaku
Kami bertiga akan selalu bersama sampai perjuangan ini selesai
Mengikuti kata hatiku maka aku akan "menyerah" untuk menunggu "Semua kan indah pada waktunya"
Mengikuti logikaku maka aku akan "berontak" untuk meraih "apa yang menurutku indah"
Dalam waktu ini
Aku memilih memberikan waktu bagi hati kecil dan logika
Untuk selalu bersuara nyaring
Dan pada akhirnya, aku berserah pada kehendakNya, bukan berpasrah pada keadaan
- putus asa kala doa tidak mendapat jawaban dan penantian tiada ada berkesudahan -
26082014
Keadaan dimana aku tidak mampu untuk bertindak apapun.
Menurut pemikiranku, ingin aku berontak melawan keadaan ini,
Namun hati kecilku berkata "Jangan"
Mengapa aku harus mengikuti kata hatiku
Mengikuti sesuatu yang abstrak
Keberadaannya pun entah dimana
Kebenarannya pun tidak dapat dipastikan
Orang berkata "Sabar, semua indah pada waktunya"
"Waktunya" apa maksud waktunya ?
Waktu siapakah ?
Waktuku atau waktumu atau waktuNya
Abstrak
Tidak ada kepastian
Menunggu
Dan itu membosankan
Ingin mengikuti logikaku "Berontak, ubah keadaanmu"
Tapi apakah itu yang terbaik ?
Apakah demi kesenanganku semata lantas aku harus mengorbankan kebahagiaan orang lain
Apakah setelah semuanya tercapai aku akan bahagia
"Sabar"
Sekali lagi hati kecilku selalu berkata "Sabar"
Sampai kapan ? Logikaku bertanya
:"Hingga waktunya tiba" jawab hati kecilku
Abstrak
Hidup ini abstrak
Bukan, mungkin bukan hidup ini yang abstrak
Melainkah hidupku yang abstrak, selalu hanya ada kata "Sabar"
Dalam sunyi malam, logikaku berbisik
"Jika Tuhan itu ada, Dia pasti akan memberi kekuatan padaku untuk melalui semua cobaan ini"
"Jika Tuhan itu ada, maka penantikanku tidak akan sia-sia"
"Tapi kapan Tuhan akan menjawab doaku ?"
"Sabar"
Hati kecilku selalu menjawab keluhan logikaku
Lelah, penat
Dan tak terasa air mata mengalir dalam sunyi malam
Aku masih di sini bersama hati kecilku dan logikaku
Kami bertiga akan selalu bersama sampai perjuangan ini selesai
Mengikuti kata hatiku maka aku akan "menyerah" untuk menunggu "Semua kan indah pada waktunya"
Mengikuti logikaku maka aku akan "berontak" untuk meraih "apa yang menurutku indah"
Dalam waktu ini
Aku memilih memberikan waktu bagi hati kecil dan logika
Untuk selalu bersuara nyaring
Dan pada akhirnya, aku berserah pada kehendakNya, bukan berpasrah pada keadaan
- putus asa kala doa tidak mendapat jawaban dan penantian tiada ada berkesudahan -
26082014
Langganan:
Postingan (Atom)